gadis kecil itu berlari kesekeliling rumah mencari sosok itu
sosok yang dihormatinya dan disayanginya
namun tak ada
dia tidak menemukannya

"ah belum pulang mungkin" pikir gadis kecil itu
lalu dia duduk di depan pintu rumah menunggu sosok itu
diluar hujan, namun dia tetap duduk di depan pintu
berjam-jam berlalu dan tetap sama
sosok itu tak kunjung datang

sebenarnya alasan gadis kecil itu menunggu adalah karena ia ingin meminta sesuatu
makanya ia tetap menunggu walaupun udara diluar menusuk kulitnya

lalu ia melihat seseorang mengarah ke rumahnya
saat sosok itu jelas di matanya ia menyadari bahwa itu adalah sosok yang dia tunggu
bajunya basah karena menerobos hujan yang deras
dan sosok itu pun tersenyum kepadanya

gadis kecil itu membalas senyumannya dan memeluknya
tanpa ada kata-kata yang terbentuk dari bibir anak itu
hanya ada tetasan air mata dan sebuah pikiran kecilnya

"ayah, maafkan aku, maafkan aku karena selama ini selalu menyusahkanmu, meminta ini dan itu padahal diluar sana engkau bekerja membanting tulang. aku tahu engkau lelah setelah seharian bekerja, namun engkau tetap tersenyum di depanku. seolah engkau tidak merasakan semuanya. engkau memenuhi segala keperluanku dengan mengesampingkan keperluanmu. ayah terima kasih atas segala pengorbananmu, ayah aku berjanji aku akan membuatmu bangga, dan berkata "itu anakku" "