Sebuah Cerita Tentang Kasih Sayang

10:30:00 PM

Alkisah, ada sebuah pulau yang dihuni oleh semua sifat manusia. ini berlangsung lama sebelum mereka menghuni tubuh manusia dan lama sekali sebelum kita mengotakkannya menjadi baik dan buruk. di pulau tersebut hiduplah opttimisme,pesimisme,pengetahuan,kemakmuran,kesombongan,dan kasih sayang. sifat-sifat manusia yang lain juga hidup di sana.

Pada suatu hari ada maklumat bahwa pulau tersebut akan tenggelam. ketika sifat-sifat tersebut mendengar berita ini,mereka dilanda kepanikan. mereka berlarian kesana kemari seperti semut yang rumahnya diinjak.

setelah beberapa saat mereka mulai tenang dan merencanakan tindakan positif. karena hidup di pulau, kebanyakan dari mereka punya perahu, maka mereka semua memperbaiki perahu masing-masing dan mengatur pemberangkatan dari pulau.

kasih sayang belum siap. dia tidak memiliki perahu sendiri. mungkin dia telah meminjamkannya kepada seorang bertahun-tahun yang lalu. dia menunda keberangkatannya hingga saat-saat terakhir agar bisa membantu sifat lain bersiap-siap. pada akhirnya kasih sayang memutuskan untuk meminta bantuan.

kemakmuran baru saja berangkat dari dermaga di depan rumahnya yang besar. perahunya besar sekali, lengkap dengan semua teknologi mukhtahir dan perangkat navigasi. "kemakmuran," panggil kasih sayang. "bolehkah aku ikut bersamamu?"

"tidak bisa," jawab kemakmuran. "perahuku sudah penuh. berhari-hari kuhabiskan untuk memenuhinya dengan seluruh emas dan perak. hanya tersisa sedikit ruang untuk perabotan antik dan koleksi seni. tidak ada ruang untukmu disini."

kasih sayang memutuskan untuk meminta tolong kepada kesombongan yang menaiki perahu unik dan indah. "kesombongan, sudikah engkau menolongku?"

"maaf," kata kesombongan, "aku tidak bisa menolongmu. kamu basah kuyup dan kotor.coba bayangkan, betapa kotornya dek perahuku yang mengilap ini jika kamu naik."

lalu kasih sayang melihat pesimisme yang sedang berusaha sekuat tenagamendorong perahunya ke air. kasih sayang meletakkan tangannya ke buritan kapal dan membantu pesimisme. pesimisme mengeluh terus menerus. perahunya terlalu berat, pasirnya terlalu lembut, dan airnya terlalu dingin. sungguh hari yang tidak tepat untuk melaut. peringatan yang diberikan mendadak sekali, dan pulau ini tidak seharusnya tenggelam. mengapa semua kesialan ini terjadi padanya? mungkin dia bukan teman seperjalanan yang menyenangkan.

"pesismisme, bolehkah aku menumpang perahumu?"
 "oh kasih sayang, engkau terlalu baik untuk berlayar denganku. bayangkan,seandainya ada ombak besar yang menghantam perahu kita dan engkau tenggelam. bagaimana menurutmu perasaanku jika itu terjadi? tidak,aku tidak bisa mengajakmu."

saat kasih sayang nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara, "ayo naiklah ke perahuku." kasih sayang naik dan langsung tertidur karena lelah. dia tertidur sepanjang perjalanan sampai nahkoda kapal mengumumkan bahwa mereka telah sampai di tanah kering.

dia begitu berterimakasih kepada sang nahkoda dengan hangat, kemudian meloncat ke pantai. dia melambaikan tangannya ketika pelaut itu meneruskan perjalanan. baru saat itu dia sadar kalau lupa menannyakan nama nahkoda itu. ia bertemu pengetahuan dan bertanya, "siapa tadi yang menolongku?"

"itu tadi waktu," jawab pengetahuan
"waktu?" tanya kasih sayang, "mengapa hanya waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengululurkan tangan?"

pengetahuan tersenyum. "sebab hanya waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya kasih sayang."





dikutip dari George W Burns (ahli psikoterapi) dengan perubahan

You Might Also Like

0 comments