Tubuh itu tidak seperti dulu lagi, ku memijat-mijat tubuhnya dengan sangat hati-hati

Tubuhnya sangat lemah.

Aku tahu derita yang dirasakannya. Aku tahu betapa sakitnya, aku tahu betapa capeknya dirimu menjalani semua ini. Aku tahu walaupun ku tak menjalaninya.

Aku selalu menyemangatimu, tetapi mungkin belum cukup, aku memang tak bisa berada di sisimu selalu, karena aku juga harus berjuang menjalani kehidupanku untuk masa depanku untukmu juga.

Terkadang kau marah ketika ku suruh makan, ku nasehati, atau apalah. Namun itu semua untuk kebaikan dirimu. Sadar kah kau?

Tubuhmu sudah sangat lemah, menjalani terapi ini. terkadang kau menangis didepanku sambil mengeluh.

Tau kah ketika kau menangis , hatiku seperti di sayat, atau seperti luka yang diberi jeruk nipis. Aku tak suka kau menangis. Aku tak suka melihat tetesan air yang jatuh dari mata indahmu itu.

Aku ingin menangis bersamamu, namun sudah menjadi prinsip ku bahwa aku tak akan pernah menangis di depan kau ataupun di depan keluargaku. Bayangkan saja bagaimana rasanya untuk menahan segalanya dikala hatimu terus mendesakmu untuk menangis saat itu juga.

Terkadang memang mataku sudah berkaca-kaca namun ku mengelaknya dengan pura-pura menguap atau memalingkan wajah. 

Aku tahu semuanya.

Yang selalu aku bilang kepadamu adalah

 

“ya Allah rizka hanya memohon agar mama sembuh ya allah, rizka ingin melihat senyuman dari mama lagi” amin :””)

Anakmu